Penemuan Bunker dan Peti "Emas" di Karamat Sukabumi
Lotto03 >
Sebuah bungker ditemukan secara tidak sengaja oleh warga yang hendak membuat sebuah Septic Tank di Kampung/Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, pada tahun 2018 silam. Kala itu, warga hingga pmerintah dan polisi turun tangan karena banyaknya isu yang menyertainya.Kisah itu bermula saat dua orang penggali septic tank, Fajar Wibawa (31) dan Deden Maulana (35) yang keheranan, karena linggis yang dipakainya untuk menggali septic tank di halaman belakang rumah milik Susatyo (76) malah kepentok benda keras. Berkali-kali dihantam, linggisnya malah terpental.
Fajar dan Deden kemudian membersihkan dinding tembokan tersebut, keduanya juga sempat mengira jika tembokan yang mereka hantam itu adalah makam tua. "Saya sempat takut, awalnya pas dibersihkan dari ujung ke ujung bentuknya memanjang mirip makam," kata Deden kepada detikcom di Kampung Karamat, RT 2 RW 3 Kopeng, Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (16/1/2018) silam.
Tak seperti Deden, Fajar justru penasaran hingga kemudian menghantam kembali dinding tembokan sekeras-kerasnya. Sampai akhirnya dinding tersebut jebol dan mengeluarkan cairan hitam licin. "Kayak dinding di dalam tanah, keras saya hantam awalnya enggak jebol. Akhirnya saya hantam sekeras-kerasnya baru jebol, anehnya keluar cairan hitam mirip oli dari dalam dinding di bagian dalam," sambung Fajar.
Temuan tersebut kemudian membuat heboh, warga kemudian melaporkan temuan tersebut ke Polsek Gunungpuyuh dan Koramil 0706 Gunungpuyuh. Aparat kemudian berdatangan ke lokasi dan melakukan pengecekan.
Kita mendapat laporan dari warga, kita cek ternyata benar ada lubang aneh di kedalaman kurang lebih 2 meter. Dugaan sementara ini adalah bungker peninggalan jaman dulu, untuk cairan hitam kita masih menunggu hasil dari Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Sukabumi," kata Kapolsek Gunungpuyuh, yang kala itu dijabat AKP Kosasih, ia didampingi Danramil 0706, yang kala itu dipimpin oleh Kapten Inf Joko Susilo.
Dugaan bungker tersebut disebut Kosasih, karena menurut keterangan dari penggali ketika dinding jebol masih ada koneksi di dalam lubang yang menyambung ke jalur lainnya. "Ukurannya besar, dan masih ada koneksi ke jalur di sekitarnya. Kita belum berani melakukan pengecekan karena menunggu hasil cairan lab tersebut," pungkasnya
Bagai jamur di musim hujan, kabar soal bungker merebak dengan cepat kala itu, warga dari berbagai tempat di Sukabumi berdatangan ke lokasi temuan Bungker.
Mereka penasaran karena tersebar informasi di media sosial tentang temuan emas di lokasi tersebut. Postingan yang menyebut terowongan bawah tanah dan saksi menemukan emas tersebut dikomentari dan direspons ratusan warganet.
"Saya dapat informasi temuan emas di terowongan ini, makanya sengaja datang mau lihat. Ternyata enggak ada emasnya, tadinya mau ikut gali," kata Usman (39) warga Kecamatan Sukaraja, kepada detikcom di lokasi.
Garis polisi yang terpasang pun diabaikan oleh warga yang penasaran, mereka nekat merangsek ke arah lubang untuk melihat lebih dekat lokasi temuan diduga bungker itu.
Polisi, TNI dan warga kemudian memasang papan kayu dan tangga untuk menutup akses masuk menuju lokasi bungker tersebut. Tangga kayu juga dipakai untuk menutup lubang Karena khawatir ada yang terjatuh ke dalam lubang galian tersebut.
"Itu hoax, enggak ada yang menemukan emas di lobang galian. Kalau keterangan nemu peti memang ada, isinya apa kita juga belum mengetahui karena tidak terambil oleh yang menggali," Kapolsek AKP Kosasih kala itu.
Ikuti kami di Facebook dan Instagram untuk informasi RTP gacor dan pola gacor setiap harinya.
Selain menemukan cairan hitam kental dan licin dari dalam dinding tembok yang dibongkar penggali septic tank mereka juga mengaku menemukan sebuah peti berukuran panjang kurang lebih 40 sentimeter dan lebar 30 sentimeter.
"Saya gali timbunan tanahnya, ternyata ada cairan hitam keluar. Saya terus gali karena penasaran lagi-lagi linggis mentok kayak menghantam besi," kata Fajar menuturkan kisahnya, di Kampung Karamat, RT 2 RW 3 Kopeng, Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (16/1/2018).
Fajar mengaku, saat menggali awalnya tanah di sekitar kering, namun ketika dia menemukan dinding tersebut tanahnya mendadak lembek dan keluar air bercampur cairan hitam. Bersama Deden dia kemudian berusaha mengangkat peti itu, namun keanehan terjadi semakin peti di angkat malah semakin berat.
"Pas saya tarik, peti itu malah makin amblas kayak tersedot ke bawah. Saya dan teman berusaha sekuat tenaga tetap enggak bisa padahal tangan saya sudah menggapai ke bawah peti, karena hujan saya naik dulu setelah itu dinding kanan dan kiri ambrol lagi," lanjut dia.
Menurut Fajar, dia sempat mengukur kedalaman landasan lubang bekas dinding yang dia jebol. Menurutnya ukurannya lebih 1,5 meter, setiap kaki dipijakkan seperti ada sesuatu yang menarik hingga ke bawah. "Setiap menginjakkan kaki pasti kayak kesedot," imbuhnya.
Fajar mengaku masih penasaran, namun karena khawatir benda yang ditemukannya adalah sesuatu yang berbahaya dia kemudian melaporkannya kepada polisi. "Saya lapor ke polisi, karena takut itu barang berbahaya di dalamnya," pungkasnya.
Temuan lubang mirip bungker di Kampung Karamat akhirnya mengundang perhatian Pemkot Sukabumi. Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pemkot Sukabumi dan Tim Spelologi dan Caving Sukabumi (Spelcabumi) turun tangan mengecek.
Mereka mendatangi lokasi ditemukannya celah seperti terowongan di Kampung Karamat, pada Rabu (17/1/2018). Kabid Litbang Bappeda Kota Sukabumi yang saat itu masih dijabat Eneng Rahmi menjelaskan pengecekan terowongan di lokasi ini diduga masih ada keterkaitannya dengan penelusuran sebelumnya oleh Litbang dan Spelcabumi di beberapa titik Kota Sukabumi.
"Kita melakukan riset di lokasi, kita hanya menindaklanjuti saja kelanjutan yang kemarin. Kita sudah melakukan ekspedisi di wilayah Gunungpuyuh, ada beberapa titik terowongan yang tidak bisa tembus, nah diduga ini nyambung dengan titik yang kita periksa kemarin," kata Rahmi kepada detikcom di Kampung Karamat.
Untuk proses riset, menurut Rahmi, pihaknya tidak bisa segera mengumumkan kepada publik. Namun akan lebih dulu mempelajari kontur batuan dan bahan mineral lain dari dalam lubang yang diteliti. "Perlu penelitian panjang, namun kesimpulan awal bahan-bahan yang kita temukan sama dengan terowongan sebelumnya," ucap Rahmi.
Berdasarkan pantauan kala itu, dua personel Tim Speleologi melakukan penggalian di lokasi. Tanah hitam dikeluarkan termasuk beberapa sampel batu bata. Selain itu, sejumlah endapan juga diambil tim tersebut. Lumpur berwarna kehitaman itu diduga merupakan cairan yang keluar saat dua warga, Fajar Wibawa dan Deden Maulana, menggali tanah untuk membuat septic tank.
"Memang ada bentuk bangunan di bawah lokasi yang sempat digali oleh warga, beberapa sampel kita bawa sekaligus cek kandungannya. Makanya hari ini ada juga pihak dari Kantor Lingkungan Hidup (KLH) yang akan melakukan pemeriksaan kandungannya," kata Ferry Saputra, yang saat itu menjadi pembina sekaligus pendiri Spelcabumi, kepada detikcom di lokasi, Rabu (17/1/2018).
Menurut Ferry, Spelcabumi merupakan surveyor yang bertugas dalam naungan Bidang Litbang Bappeda Kota Sukabumi. Berdasarkan temuan masyarakat, ia dan tim langsung meneliti ke lokasi. "Kita baru melakukan pengecekan-pengecekan," ucap Ferry.
Sederet kabar yang beredar kaitan peti misterius yang kabarnya sempat ditemukan oleh dua penggali septic tank ternyata peti itu tidak ditemukan oleh tim Spelologi dan Caving Sukabumi (Spelcabumi).
Fajar juga kekeuh jika peti itu memang ada, bahkan saat itu dia sempat akan mencoba mengangkat bersama Deden namun karena berat akhirnya dia lepaskan dan peti itu pun masuk tersedot ke dalam tanah. "Semua warga lihat, bahkan pak RT juga lihat. Jadi saya tidak mengada-ada peti itu memang ada, saksinya banyak," imbuh dia.
Pihak Spelcabumi membenarkan jika timnya memang tidak menemukan peti yang disebut oleh warga. Pihaknya lebih melihat ke struktur bangunan dan bentuk-bentuk bangunan. Tidak lama selepas itu, Tim Speleologi dan Caving Sukabumi (Spelcabumi) menghentikan proses penggalian di bangunan mirip bungker di Kampung Karamat. Saat itu belum jelas alasan penghentian tersebut namun menurut pihak Spelcabumi mereka menunggu instruksi lebih jauh dari Litbang Bappeda Kota Sukabumi.
Hingga kini empat tahun berlalu, kabar soal temuan Bungker masih tersimpan menjadi misteri. Begitu juga dengan penjelasan beberapa sampel tanah, batuan hingga cairan hitam belum ada penjelasan kabar terkait.