VIRAL SEKAMPUNG PATUNGAN MODAL KULIAH DEMI ANAK KULI MASUK ITB
Lotto03 > - Media sosial kembali diguncang dengan kisah inspiratif dari pelosok Indonesia. Seorang anak kuli bangunan bernama Rendi Saputra berhasil menembus salah satu kampus terbaik di Indonesia — Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, bukan itu saja yang membuat kisah ini viral. Warga satu kampung tempat Rendi tinggal ramai-ramai patungan untuk membiayai kuliahnya!
Rendi, putra sulung dari pasangan Pak Slamet dan Bu Yanti, berasal dari sebuah desa kecil di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan tak menentu. Ibunya membantu ekonomi keluarga dengan berjualan gorengan di pasar. Meski hidup dalam keterbatasan, Rendi tidak pernah menyerah pada mimpinya. Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi insinyur.
Setelah berhasil menembus SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) dan dinyatakan lolos di jurusan Teknik Sipil ITB, Rendi sempat bingung. Biaya masuk, ongkos hidup di Bandung, dan peralatan kuliah tentu bukan jumlah yang kecil bagi keluarganya. Ia bahkan sempat terpikir untuk menolak kesempatan emas itu.
Namun, tanpa sepengetahuan Rendi, warga kampung sudah bergerak. Salah satu guru SMA Rendi memulai penggalangan dana di grup WhatsApp warga. Responsnya luar biasa. Mulai dari petani, pedagang, hingga buruh harian ikut menyumbang. “Saya hanya bisa kasih lima ribu, tapi semoga bermanfaat,” kata seorang ibu rumah tangga sambil menitipkan amplop kecil.
Dalam waktu seminggu, terkumpul dana lebih dari 20 juta rupiah. Dana itu digunakan untuk keperluan awal Rendi kuliah, termasuk biaya keberangkatan ke Bandung, kos, dan perlengkapan kuliah.
Warga melepas keberangkatan Rendi dengan acara syukuran kecil di balai desa. Banyak yang menitikkan air mata saat melihat Rendi mengenakan jaket almamater biru kebanggaan ITB.
“Saya enggak akan sia-siakan kepercayaan ini. Saya bawa nama kampung saya ke Bandung,” kata Rendi dengan suara bergetar. “Doakan saya bisa sukses, dan suatu hari saya bisa membalas kebaikan ini.”
Kisah Rendi menyebar cepat di media sosial setelah seorang jurnalis lokal mengunggahnya ke Instagram dan TikTok. Tak butuh waktu lama, ribuan netizen membagikan kisah ini dengan tagar #RendiMasukITB dan #KampungUntukRendi. Banyak yang terinspirasi dan memuji semangat gotong royong warga desa.
Di tengah berita-berita negatif yang sering menghiasi dunia maya, kisah Rendi adalah oase harapan. Bahwa mimpi bisa diperjuangkan bersama. Bahwa semangat gotong royong masih hidup di bumi pertiwi.
Semoga Rendi menjadi insinyur hebat yang membawa perubahan, dan semoga kisah ini menjadi penyemangat bagi jutaan anak Indonesia lainnya untuk terus bermimpi dan berjuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar