Viral Wanita Banting Bayi di Kendari, Pelaku Positif Narkoba
Media sosial kembali digemparkan oleh sebuah video yang memicu kemarahan publik. Seorang wanita muda di Kendari, Sulawesi Tenggara, terekam kamera membanting bayi berusia enam bulan—yang ternyata adalah keponakannya sendiri. Video ini pertama kali beredar di salah satu platform media sosial dan langsung menjadi viral. Reaksi netizen pun seragam: mengecam keras tindakan pelaku dan mendesak aparat bertindak tegas.
Pelaku berinisial PD (25), kini telah diamankan oleh pihak kepolisian. Dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa bayi tersebut dititipkan oleh ibunya kepada PD sejak lahir karena sang ibu harus merantau ke Papua. Namun, hubungan antara PD dan ibu bayi tampaknya memburuk. Sebelum insiden terjadi, keduanya sempat bertengkar lewat telepon. PD merasa tertekan secara finansial karena harus mengurus bayi tanpa bantuan, sementara ia melihat sang ibu hidup seolah tak punya beban di tanah rantau.
Kemarahan dan frustrasi yang menumpuk akhirnya meledak. Dalam kondisi emosi yang tidak stabil, PD merekam dirinya saat membanting bayi tersebut ke atas kasur, lalu mengirimkan video itu langsung kepada ibu korban. Tanpa disangka, video tersebut kemudian bocor ke publik dan menyebar dengan cepat di media sosial, memunculkan gelombang simpati dan amarah yang luar biasa.
Setelah penangkapan, PD langsung menjalani tes urine di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari. Hasilnya cukup mengejutkan: ia positif menggunakan narkoba jenis methamphetamine (sabu) dan amphetamine. Bahkan, menurut laporan pihak kepolisian, pelaku juga menelan enam butir obat keras sebelum melakukan aksi tersebut. Kombinasi zat tersebut diduga kuat memengaruhi kondisi mental dan emosional PD saat kejadian.
AKP Nirwan Fakaubun, Kasat Reskrim Polresta Kendari, menjelaskan bahwa saat ini pelaku sedang diperiksa secara intensif. “Kami menelusuri motif lengkap dan juga riwayat penggunaan narkoba pelaku. Tindak lanjut akan mengacu pada UU Perlindungan Anak dan UU Narkotika,” ujar Nirwan dalam keterangannya kepada media.
Kejadian ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak, terutama soal pentingnya pengawasan terhadap orang dewasa yang dipercaya mengasuh anak. Tak hanya itu, kasus ini juga menunjukkan betapa bahayanya pengaruh narkoba terhadap perilaku seseorang. Banyak pihak menyerukan perlunya edukasi lebih luas tentang kesehatan mental, tekanan sosial, serta rehabilitasi bagi pengguna narkotika, agar kasus serupa tidak terulang.
Kini, bayi malang tersebut berada dalam pengawasan pihak keluarga dan Dinas Sosial untuk memastikan keselamatannya. Warganet ramai-ramai memberikan dukungan moral dan berharap sang bayi bisa tumbuh dalam lingkungan yang lebih aman dan penuh kasih sayang.
Kasus ini bukan sekadar berita viral. Ini adalah cerminan nyata bahwa masyarakat harus lebih peka, lebih peduli, dan tidak segan untuk bertindak ketika melihat gejala kekerasan atau penyimpangan di sekitar mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar