Heboh Beredar Emas Antam Palsu
Lotto03 > Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan informasi terkait emas logam mulia yang palsu. Pasalnya Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan adanya temuan 109 ton emas palsu berlogo Antam yang beredar di masyarakat dalam kurun waktu 2010-2011.
Selain itu Kejagung juga mengungkapkan adanya enam mantan pejabat PT Antam yang telah menjadi tersangka diduga mencetak emas berlogo Antam secara ilegal dalam kasus dugaan korupsi terkait tata kelola emas seberat 1-9 ton di PT Antam.
Berdasarkan pantauan detikINET Jumat, (31/5/2024) di lini masa X, warganet juga ramai membicarakan emas Antam palsu. Dalam cuitannya banyak yang khawatir jika emasnya adalah palsu bahkan sulit untuk dijual kembali.
PT Aneka Tambang Tbk buka suara mengenai kasus emas palsu 109 ton yang tengah diusut Kejaksaan Agung. Antam menyatakan, kabar yang menyebut 109 ton emas palsu beredar di masyarakat tidak benar.
Dia menerangkan, seluruh produk emas logam mulia Antam dilengkapi sertifikat resmi dan diolah di satu-satunya pabrik pengolahan dan pemurnian emas di Indonesia yang telah tersertifikasi London Bullion Market Association (LBMA).
BACA JUGA : Lotto03.com Bandar Togel Terbesar dan Agen Casino Terpercaya
"Terkait dengan maraknya pemberitaan yang menyebut adanya 109 ton emas Antam palsu yang beredar di masyarakat dalam kurun waktu 2010-2021, perusahaan memastikan bahwa pemberitaan tersebut adalah tidak benar," kata Sekretaris Perusahaan ANTAM, Syarif Faisal Alkadrie dalam keterangan yang diterima detikcom, Jumat (31/5/2024).
Sehingga, kata dia, dapat dipastikan seluruh produk emas merek Logam Mulia Antam yang beredar di masyarakat adalah asli dan terjamin kadar kemurniannya.
"Adapun 109 ton produk emas logam mulia yang diperkarakan oleh Kejaksaan dianggap berkaitan dengan penggunaan merek LM Antam secara tidak resmi, sementara produknya sendiri merupakan produk asli yang diproduksi di pabrik Antam," katanya.
Pihaknya memahami kekhawatiran dan keresahan pelanggan produk emas Antam. Dia mengatakan, seluruh saluran komunikasi telah tersedia untuk memberikan informasi kepada pelanggan.
Kasus 'emas palsu' PT Aneka Tambang Tbk yang tengah diusut Kejaksaan Agung (Kejagung) menggegerkan publik. Tak main-main Kejagung mengungkap emas palsu itu sebanyak 109 ton.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut terbongkarnya kasus bisa memberikan dampak pada Antam. "Kalau pemalsuan brand ini masih terus mencuat di media, ini pasti menimbulkan ketakutan bagi masyarakat, nanti penjualan Antam akan turun drastis, karena kepercayaan masyarakat ini akan turun pasti," katanya kepada detikcom, Jumat (31/5/2024).
Ikuti kami di Facebook dan Instagram untuk informasi RTP gacor dan pola gacor setiap harinya.
Dia menilai, kasus ini terbongkar pada saat harga emas tinggi. Di sisi lain, emas masyarakat yang dijual tak sama dengan emas yang diproduksi emas.
Pada saat investor menjual pasti membawa sertifikat, dari sertifikat itulah mereka akan tahu, saya produksinya segini, yang nasabah jual begitu banyak. Ini yang membuat, Antam sebenarnya nggak rugi, secara produk emas Antam nggak rugi, tapi secara brand ini rugi," katanya.
Dia mengatakan, masyarakat pasti akan tahu kasus emas itu. Hal itu akan menimbulkan keraguan masyarakat
"Kalau menurut saya, ini kan belum ramai ya, di TV pun belum terlalu ramai, tapi masyarakat akan tahu, masyarakat pun juga pasti akan dalam pikiran mereka, 'Logam mulia yang saya beli di Antam, di Pegadaian asli nggak'," katanya.
Namun, ia meminta masyarakat tak perlu takut. Ia menilai, emas yang mereka beli adalah asli, hanya permasalahan merek. Dia juga meminta konsumen tidak disalahkan atas kasus ini dan Antam tetap menerima penjualan emas mereka selama memiliki sertifikat.
"Konsumen tidak boleh disalahkan, kemudian konsumen menjual emas kemudian ditolak, tidak boleh. Selagi masyarakat sudah memiliki sertifikat Antam berarti harus diterima dengan harga saat itu. Harga pasar, harga beli dan jual saat itu," katanya.
Bandar Slot , Pola Slot Online , Slot Online Indonesia , RTP Slot Gacor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar